Kamis, 21 November 2013

WANITA atau PEREMPUAN ?

Terdapat diktum pada kaum feminis mengenai penggunaan kata “perempuan” dibandingkan kata ‘wanita”. Seperti yang kita ketahui beberapa organisasi atau istilah yang di dalamnya terdapat kata “wanita” secara bertahap dan pasti, menggantinya dengan kata “perempuan”. Contohnya saja Menteri Peranan Wanita kini berubah menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan.
Mari kita bahas mengenai “wanita” terlebih dahulu.
  • Dalam KBBI (1988: 1007), wanita berarti 'perempuan dewasa'.
  • Menurut KD (1970: 1342), kata wanita merupakan bentuk eufemistis dari perempuan.
  • Berdasarkan "Old Javanese English Dictionary" (Zoetmulder, 1982), kata wanita berarti 'yang diinginkan'. Arti 'yang dinginkan' dari wanita ini sangat relevan dibentangkan di sini. Maksudnya, jelas bahwa wanita adalah 'sesuatu yang diinginkan pria'.
  • Prof. Dr. Slametmuljana dalam "Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara" (1964: 59--62). Kata wanita, dalam bahasa aslinya (Sanskerta), tulisnya, bukan pemarkah (marked) jenis kelamin. Dari bahasa Sanskertavanita, kata ini diserap oleh bahasa Jawa Kuno (Kawi) menjadi wanita, ada perubahan labialisasi dari labiodental ke labial: [v]-->[w]; dari bahasa Kawi, kata ini diserap oleh bahasa Jawa (Modern); lalu, dari bahasa Jawa, kata ini diserap ke dalam bahasa Indonesia.
  • Pandangan lain juga mengatakan bahwa kata wanita bukanlah produk kata asli (induk). Kata ini hanyalah merupakan hasil akhir dari proses panjang perubahan bunyi (yang dalam studi linguistik sering disebut gejala bahasa /metatesis2) dan proses perubahan bunyi (kontoid) dari kata betina.
 

  • Berdasarkan etimologi rakyat Jawa (folk etimology, jarwodoso atau keratabasa, kata wanita dipersepsi secara kultural sebagai 'wani ditoto'; terjemahan leksikalnya 'berani diatur'; terjemahan kontekstualnya 'bersedia diatur'; terjemahan gampangnya 'tunduklah pada suami' atau 'jangan melawan pria'.
                    
Selanjutnya kita bahas mengenai kata “perempuan”
·         Dalam KD (1970: 853), kata perempuan berarti 'wanita', 'lawan lelaki', dan 'istri' .
·         KBBI (1988: 670) memberikan batasan yang hampir sama dengan KD, hanya ada tambahan sedikit, tetapi justru penting, untuk katakeperempuanan. Menurut KBBI, keperempuanan juga berarti 'kehormatan sebagai perempuan'.
  • Secara etimologis,
Kata perempuan berasal dari kata empu yang berarti 'tuan', 'orang yang mahir/berkuasa', atau pun 'kepala', 'hulu', atau 'yang paling besar'; maka, kita kenal kata empu jari 'ibu jari', empu gending 'orang yang mahir mencipta tembang'.
Kata perempuan juga berhubungan dengan kata ampu 'sokong', 'memerintah', 'penyangga', 'penjaga keselamatan', bahkan 'wali'; katamengampu artinya 'menahan agar tak jatuh' atau 'menyokong agar tidak runtuh'; kata mengampukan berarti 'memerintah (negeri)'; ada lagi pengampu 'penahan, penyangga, penyelamat', sehingga ada kata pengampu susu 'kutang' alias 'BH'.
Kata perempuan juga berakar erat dari kata empuan; kata ini mengalami pemendekan menjadi puan yang artinya 'sapaan hormat pada perempuan', sebagai pasangan kata tuan 'sapaan hormat pada lelaki'.
·         Prof. Slametmuljana (1964: 61) pun mengakui bahwa kata yang sekarang sering direndahkan, ditempatkan di bawah wanita, ini berhubungan dengan makna 'kehormatan' atau 'orang terhormat'. Tetapi, yang dilihatnya di masyarakat lain lagi. Maka, ia pun tidak mampu menyembunyikan keheranannya berikut:
"... Yang agak aneh dalam tjara berpikir ini ialah apa sebab perempuan tempat kehormatan itu semata-mata diperuntukkan bagi wanita, sedangkan hormat dan bakti setinggi-tingginya menurut adat ketimuran djustru datang dari kaum wanita, terhadap suami."

Namun perbedaan makna tersebut bukan tanpa pro dan kontra, sebagian pihak lain mengatakan bahwa kedudukan kata wanita lebih tinggi dibandingkan perempuan. Wanita diartikan sebagai perempuan dewasa sedangkan perempuan diartikan anak dan belum dewasa. Perempuan menurut etimologi didalamnya terdapat kata “empu” yang diartikan sebagai kepemilikan atau tentang suatu kepemilikan atau sesuatu yang dimiliki. Kata Wanita secara etimologi jawa berasal dari wanito yakni wani ditoto atau berani ditata atau bersedia ditata dianggap baik- baik saja malah memiliki konotasi yang positif dimana kata tersebut bermakna luhur yakni taat aturan, hukum dan tidak menyeleweng.
Perbedaan kata juga dikaitkan dengan Kongres Perempuan Indonesia pada tahun 1928-1941 menjadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani) setelah kemerdekaan namun dalam wartafeminis.com (Indonesia Feminist Theory and Practices) mengatakan bahwa hal tersebut tanpa bermaksud menperdebatkan arti kata perempuan dan wanita. 

3 komentar:

  1. Nice post. Saatnya menggunakan kata yang tepat untuk kaum perempuan. Hidup perempuan

    BalasHapus
  2. Tidak semua orang tahu mengenai perbedaan ini, sebenarnya masih banyak sumber yang belum saya gali serta perdebatannya.

    BalasHapus
  3. perempuan,,,,perempuan. kata ini sudah ditekankan salah satu dosen sejak perkuliahan smester pertama.

    BalasHapus