Dari kiri : Ferry (Perludem), Ferry Kurniansyah (KPU), Nelson Simanjuntak (Bawaslu), Ahmad Suwandi (Badan Pengawas iLab) |
Pemilu 2014 merupakan pesta demokrasi akbar untuk menentukan
pemimpin lima tahun kedepan oleh
karenanya Aliansi Jurnalis Independen
(AJI) Jakarta dan ICT Laboratory for Social Changes (iLab) dan didukung oleh
Southeast Asia Tecnology and Transparency Initiative (SEATTI) meluncurkan aplikasi pemantauan pemilu yakni Mata Massa
pada Minggu lalu (24/11) di Perpustakaan Salihara Jakarta.
Aplikasi Mata Massa merupakan sarana untuk melaporkan
pelanggaran yang terjadi terkait pemilu mendatang. Baik dalam hal iklan
kampanye, alat peraga kampanye serta skandal kampanye yang terselubung.
Aplikasi dengan pendekatan smartphone ini digunakan oleh masyarakat
dan kaum muda atau pemilih pemula agar terlibat aktif dalam pemantauan.
“Membuat aplikasi dan program untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
masyarakat perlu diajak selain partisipasi pada hari H” ungkap Umar Idris
selaku Ketua AJI.
Negara yang pernah menerapkan aplikasi serupa yakni Kenya,
Thailand dan Malaysia. Dengan aplikasi
tersebut setiap warga dapat terlibat langsung agar pemilu berjalan jujur, adil
dan bebas.
Laporan dari warga yang sudah benar baik format maupun
kontennya maka tim verifikator segera melakukan proses verifikasi laporan dan
akan dipublikasikan ke situs MataMassa.org. Selanjutnya laporan tersebut akan
ditindaklanjuti oleh regulator pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Pemantau pemilu yang terdaftar akan menjadi keypersons dan
akan rutin mengabarkan mengenai pelanggaran yang terjadi menjelang pemilu. Oranye yang merupakan lembaga pers
mahasiswa Universitas Tarumanagara (UNTAR) tergabung dalam keypersons tersebut.
Tidak hanya UNTAR, Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah (UIN), Universitas Negri Jakarta (UNJ), Universitas
Nasional (UNas) serta berbagai universitas di Jakarta lainnya ikut tergabung
didalamnya. Menurut komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak, pelanggaran yang terjadi berasal dari tingkat kejujuran calon baik legislatif atau eksekutif yang hanya sebatas normatif sehingga hal tersebut yang membuat pemilu menjadi banyak tantangan.
Dipublikasikan pertama kali di http://fikomuntar.blogspot.com/2013/11/masyarakat-urban-masyarakat-pemantau.html
wahhh..kreatif bgt si AJI bikin mata massa. Para calon legislatif dan ekskutif harus hati-hati nih karena 'mata-mata' ada di sekitar kalian. :)
BalasHapuswah nyesel gak ikut rapat mata massa ini.
BalasHapus