Awalnya
menurut saya apa yang dimaksud dengan Spiritual Quotient (SQ) berhubungan
dengan agama namun hal itu tidak selalu. SQ membuat saya memikirkan apa yang
selalu saya pertanyakan ketika saya berada di alam bawah sadar. “untuk apa saya
pergi begitu jauh, demi menemui seorang guru?, hal apa yang akan saya dapat?”
beberapa dari pertanyaan saya membutuhkan jawaban yang bukan berupa materi
semata. Saya butuh makna dari apa yang saya lakukan.
Sumber gambar :hawk-indo.blogspot.com |
Pada buku SQ tersebut juga terdapat
pembahasan mengenai konsep teratai pada diri manusia. Mungkin dengan pendapat
beberapa ahli saya mulai memahami dan mempercayainya, sebelumnya saya selalu
skeptis dengan hal yang masih saya anggap baru. Teratai tersebut dihubungkan
dengan enam tipe kepribadian manusia yakni konvensional (ekstrover persepsi),
sosial (ekstrover perasaan), investigative (introver berfikir), artistic
(introver persepsi), realistis (introver perasaan), pengusaha (ekstrover
berfikir). Hal tersebuat dalam buku SQ juga dihubungkan dengan dewa dewi bangsa
Yunani termasuk juga dewa planet. Saya mencoba untuk mencerna hal tersebut
dengan keras.
Saya
pernah berfikir mengenai seorang penjahat yang dibunuh atau pemuda yang
mengakhiri hidupnya dengan pikiran sempit hanya demi alasan yang sepele,
mengapa mereka seperti itu? Untuk apa mereka begitu? Tidakkah mereka berfikir
orang tua yang susah payah membesarkannya dengan penuh harapan telah ia
sia-siakan? Tidakkah mereka sedikit menghargai itu? Mungkin itulah gunanya kita
mengasah SQ kita masing- masing. Makna hidup bagi mereka pudar ya, mungkin
pudar.
Kesadaran
diri adalah salah satu kriteria tertinggi dari kecerdasan spiritual. Kecerdasan
tersebut membuat konteks makna dalam perilaku dan hidup menjadi lebih luas dan kaya, hal itu juga
menilai diri mengenai tindakan atau jalan hidup saya lebih bermakna. Langkah
pertama yakni dengan mengetahui “saya”. Meningkatkan komunikasi dengan diri
sendiri dapat berupa meditasi, membaca puisi, berjalan –jalan ke hutan,
sungguh- sungguh mendengarkan alunan music, sungguh- sungguh menikirkan suatu
kejadian untuk dianalisis lebih dalam, mengisi buku harian dengan menambahkan
tanggapan serta mimpi yang akan dicapai kelak. Bagian terpenting mencakup usaha
untuk mengetahui batas wilayah yang nyaman untuk saya.
Dalam
buku SQ menerangkan mengenai “pusat” yakni apapun yang saya lakukan dengan
melibatkan pusat, menyadari apa yang saya lakukan dan yang akan saya lakukan
menjadi lebih bermakna. Didalamnya juga mengarahkan saya menjadi cerdas secara
spiritual dalam agama dan kematian. Suatu pemahaman akan kematian yang cerdas
secara spiritual mampu memandang seluruh konteks keberadaan yang lebih luas,
yang menganggap kematian tidak lain dari suatu bagian dari proses yang
berkelanjutan.
SQ
tinggi menuntut untuk benar- benar jujur kepada diri kita sendiri, benar- benar
sadar akan diri kita, memuntut kita menghadapi pilihan dan menyadari bahwa
kadang- kadang pillihan yang tepat merupakan pilihan yang sulit. SQ tinggi
menuntut integritas pribadi yang paling kuat. Ia menuntut kita agar menyadari
hidup dengan pusat yang ada dalam diri kita sendiri yang tercermin dari fragmen
kehidupan.
SQ
memandang kehidupan dengan cara baru, seolah olah kita menjadi seorang anak
yang mempertanyakan kenapa dan mengapa dalam kehidupan ini. Terdapat tujuh
langkah praktis mendapatkan SQ lebih baik yang saya temukan dalam buku ini
yakni pertama dengan menyadari dimana saya sekarang, merasakan dengan kuat
bahwa saya ingin berubah, merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah
motivasi saya yang paling dalam, menemukan dan mengatasi rintangan, menggali
banyak kemungkinan untuk melangkah maju, menetapkan hati sayan pada sebuah
jalan dan tetap menyadari bahwa ada banyak jalan.
Di
bagian sebelum akhir buku SQ terdapat daftar pertanyaan yang dapat memberi
gambaran mengenai kenis kepribadian saya sendiri pada kelopak teratai diri.
Setiap jenis soal kepribadian ada dua belas pilihan. Pilihan paling banyak
dalam jenis kepribadian itulah cerminan kepribadian kita pada kelopak teratai
diri dan hasilnya saya mendapat nilai paling tinggi pada kepribadian artistik,
saya mendapat nilai sembilan untuk ini, kepribadian jenis lain hanya berkisar
delapan dan tujuh. Saya memang menyukai seni, terutama bidang seni grafis,
editing terutama baik editing foto ataupun editing video. Saya juga selalu
tertarik ketika ditugaskan membuat film dan foto meskipun hasilnya bukan yang
terbaik tapi saya merasa kepuasan pada diri saya sendiri.